Kebahagiaan dari Louisiana Sampai Kalkuta

06.00

Cover Film Happy via huffingtonpost.com
Mencoba hal baru adalah sesuatu yang menyenangkan. Biasanya saya senang menghabiskan Hari Minggu dengan menonton serial televisi atau film Hollywood. Hari Minggu ini, saya putuskan untuk melihat genre film yang lain yaitu dokumenter. Pilihan saya jatuh pada Happy (2011) produksi Wadi Rum.

Seperti judulnya, film ini menceritakan tentang kebahagiaan. Bagaimana kebahagiaan setiap orang di setiap negara itu berbeda. Jika ditanyakan kepada semua orang, apa yang Anda inginkan di dalam kehidupan. Semua akan menjawab untuk menjadi bahagia dengan caranya masing-masing.

Manoj Singh, seorang penarik rickshaw. Rickshaw adalah kendaraan kecil untuk membawa satu atau dua penumpang yang ditarik oleh orang yang berjalan. Dia hidup di perkampungan kumuh Kalkuta, India. Dengan rumahnya yang sederhana, dia merasa sebagai orang paling bahagia. Memiliki tetangga dan lingkungan yang bersahabat adalah kebahagiaan bagi Manoj.

Ratusan tahun yang lalu, para ilmuwan hanya mempelajari stres dan depresi. Bagaimana cara mengukur dan mengatasinya. Menurut Ed Diener (University of Illinois) saat awal ingin mempelajari tentang kebahagiaan, banyak ilmuwan yang meragukan bahwa kebahagiaan dapat diukur.

Saat ini, ilmu pengetahuan modern banyak yang mempelajari kebahagiaan. Banyak buku dan penelitian yang membahas tentang kebahagiaan. Bahkan kelas paling populer di Universitas Harvard adalah kelas psikologi positif yang mempelajari mengenai kebahagiaan. Luar biasa perkembangan kajian untuk kebahagiaan.

Mengapa kita harus mengetahui kebahagiaan. Karena hal itu akan membantu seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya yang lain. Hubungan yang baik, menghasilkan uang lebih banyak dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Sonja Lyubormirsky (University of California, Riverside) mengatakan kebahagiaan tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh status sosial atau penghasilan. Hasil penelitian menemukan tiga hal yang memengaruhi kebahagiaan:
1. Genetic set point/ genetic set range sebesar 50%. Set point di sini diartikan sebagai tingkat kebahagiaan yang baku pada masing-masing individu. Tingkatan ini terlepas dari bagaimana kondisi kehidupan orang tersebut. Bisa kita artikan dalam keadaan yang sama, individu dapat memiliki tingkat kebahagiaan yang berbeda-beda tergantung genetikanya.
2. Lingkungan sekitar memengaruhi 10%. Di dalamnya termasuk penghasilan, status sosial, di mana seseorang itu tinggal dan umur.
3. Aktivitas yang dipilih seseorang sebesar 40%. Apa saja kegiatan yang dipilih untuk dilakukan dapat memengaruhi tingkat kebahagiannya.

Roy Blanchard, seorang warga di Louisiana memilih aktivitas berlayar sendirian dengan menyusuri sungai. Menurut Roy dengan berlayar, dia dapat melihat aligator, burung-burung dan matahari terbenam. Kegiatan itu membuat dirinya bahagia. Bagi Roy, alam adalah obat terbaik.

Ternyata perasaan bahagia juga dipengaruhi oleh aktivitas hormon yang bernama dopamin. Salah satu kegiatan yang meningkatkan dopamin adalah olahraga. Jumlah dopamin akan semakin meningkat jika olahraga dilakukan dengan cara yang berbeda misalnya Annual "Gorila Runs" di San Francisco. Di mana semua orang memakai kostum gorila sambil melakukan olahraga lari. Cara yang unik untuk bahagia.

Ronaldo Fadul memilih berselancar sebagai olahraga yang membuatnya bahagia. Pria asal Brazil itu sudah menjadi peselancar selama 40 tahun. Baginya, buat apa berusaha mendapatkan banyak uang tetapi tidak memerhatikan dirimu, tidak memiliki impian atau kebahagiaan. Hal ini yang membuat pria itu masih menekuni olahraga selancar sebagai bagian dari kebahagiaannya.

Terkadang orang akan terus menerus melakukan suatu kegiatan yang tidak menghasilkan status atau keuntungan bagi dirinya. Jawabannya sederhana karena mereka bahagia melakukan itu semua. Motivasi yang muncul bukan berasal dari faktor luar namun lebih kepada kepuasan diri.

Kebahagiaan bisa didapat darimana saja. Melalui waktu yang kita habiskan hanya untuk diri kita (personal time), waktu yang dihabiskan bersama keluarga atau lewat pekerjaan yang kita lakukan. Jamal, seorang koki di restoran sangat bahagia melakukan pekerjaannya. Saat ditanyakan mengapa dia bahagia melakukan pekerjaannya. Dia menjawab "I like cooking". Suatu jawaban yang sangat sederhana.

Film ini juga membahas bagaimana Jepang sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan pendapatan tertinggi namun memiliki indeks kebahagiaan yang rendah. Sisi lain, Bhutan sebuah negara kecil di Asia memiliki indeks kebahagiaan yang tinggi. Bagaimana aktivitas otak seorang Dalai Lama yang luar biasa. Semua jawabannya ada di dalam film ini. Diulas dengan lengkap dari sudut pandang berbagai ahli.

Selama 1 jam 15 menit menonton film ini, saya banyak mengangguk. Tersenyum saat mendengarkan alasan orang-orang ini mengapa bahagia. Menerawang ke dalam diri saya sendiri, apakah saya sudah menemukan diri saya yang bahagia. Ingin kembali melakukan yoga dan meditasi setelah saya tinggalkan aktivitas ini selama 1 tahun.

Saya sangat merekomendasikan film ini. Bagi yang tertarik membedah kajian tentang kebahagiaan, sekedar ingin tau apa itu kebahagiaan sampai ingin mendapatkan tontonan yang menambah pengetahuan. Mengutip perkataan Benjamin Franklin. The Constitution only guarantees the American People right to pursue happiness. You have to catch it yourself!

-MY yang masih enggan beranjak dari psikologi positif-

You Might Also Like

0 comments

Subscribe