(Mencoba) Mandiri, Buat Undangan Sendiri

16.40

Kemarin banyak yang menanyakan. Mir, koq undangannya lucu. Mir, vendor yang dipakai untuk bikin undangan apa. Rupanya banyak yang bingung dengan pilihan desain yang itu-itu aja. Bolehlah cerita di balik undangan ini, saya ungkap (ciyeh macem Silet aja).

Pertama, saya dan Fadli adalah pasangan yang amat rempong. Kami biasanya punya selera yang berbeda dengan orang umumnya. Sadar diri akan hal itu, kami memutuskan untuk mendesain undangannya sendiri. Daripada kami harus jengkel dan bertengkar dengan vendor.

Tiga Bulan Untuk Undangan
Kami menghabiskan 3 bulan dari Agustus sampai Oktober untuk bisa klop dengan desainnya. Klop antara saya dan Fadli. Itu kami lakukan setiap Sabtu dan Minggu. Stres? Iya. Banget.

Kami mendapatkan sumber desain dari website Freepik. Dari mana saya kenal website ini? Kebetulan waktu itu, teman saya Kinkin posting di IG tentang undangan nikahnya. Bagus, desainnya simpel dan unik. Saya lihat di kolom komentarnya, Kinkin bilang kalau dapat inspirasinya di Freepik. Terima kasih Kinkin!

Kami sepakat untuk membuat desain yang kesannya sederhana dan bersih. Lalu 2 bulan awal itu, tiap hari Sabtu dan Minggu. Saya cari yang saya sukai, begitu pula Fadli. Kami kumpulkan calon desain undangan itu, dilihat dari halaman 1 sampai habis. Totalitas.

Proses selanjutnya adalah melihat bersama-sama dan mengeliminasi yang tidak sesuai kriteria. Di sini mulai ada percik-percik emosi. Ya, mulai dari kami gak suka desain yang dipilih satu sama lain sampai file yang berantakan jadi bingung mana yang sudah dilihat, mana yang belum. Kadang kami jadi bad mood, lari dari tugas, kemudian malah makan entah ke mana. Jangan ditiru.

Karena format undangan semuanya .ai. Jadilah saya yang tidak punya kemampuan desain ini, harus belajar Adobe Illustrator. Dari nol banget. Berbekal coba-coba, kalau salah tinggal command + z. Pokoknya memaksimalkan kemampuan seni saya yang cuma sebesar biji kuaci.

Undangan Syukuran Pernikahan (Untuk Sahabat)
Undangan pertama yang kami sepakati adalah syukuran pernikahan tanggal 16 Desember 2017. Ini baru sepakat desainnya, belum isinya. Hahahaha. Ada sampai belasan kali kami rombak kata-katanya. Sempat kami ragu mau menggunakan kata-kata dari Nietzsche. Kalau yang belum tahu dia siapa, klik tautan tentang Friedrich Nietzsche.

Tetapi dari berbagai kata-kata mutiara orang terkenal. Cuma kata-katanya Nietzsche yang sesuai dengan diri kami 100%. Akhirnya kami pakai. Lagi pula undangan ini hanya untuk sahabat jadi tidak masalah.

Nah, masalah lain adalah kami tidak bisa membuat denah lokasi. Kebetulan lagi, saya punya teman namanya Rif’at. Dia anak Geografi. Waktu itu, dia posting snapgram sedang mengerjakan denah untuk undangan nikahan. Saya komentar kalau denahnya bagus. Eh, dia menawarkan mau dibantu membuat denah juga gak. Alhamdulillah. Langsung iya tanpa basa basi.

Biaya undangannya Rp0. Kami desain sendiri, denah disponsori Rif'at. Sebar lewat media sosial. Memang kebanyakan yang diundang berada di luar kota. Kami juga tidak ingin menambah (sampah) undangan. Ramah lingkungan.

Jadilah undangan yang pertama bentuknya seperti ini.
Bagian depan yang langsung menginfokan acara
Bagian dalam dibuat secara personal
Denah disponsori Rif'at

Undangan Akad Nikah dan Syukuran Keluarga
Pelaksanaan akad nikah kami memang terpisah dari syukuran untuk sahabat. Kami melaksanakan akad nikah tanggal 10 Desember 2017 dilanjutkan syukuran untuk keluarga dan teman orang tua kami. Nah, undangan yang ini memang harus dicetak karena yang diundang kebanyakan orang tua dan para sesepuh.

Prosesnya sama dengan undangan yang sebelumnya. Cuma kali ini kami perlu pakai vendor untuk mencetak undangan. Kebetulan (lagi, lagi, dan lagi) waktu itu Fadli nongkrong sama temannya di kedai kopi. Dia cerita ke Adit kalau sedang cari vendor untuk undangan akad. Adit merekomendasikan temannya, Mas Bosta.

Mas Bosta ini yang punya Alter Grafik. Jadilah kami pakai vendor Alter Grafik. Awalnya kami memilih bahan dan bentuk. Kami kurang suka undangan yang besar. Maunya yang kecil dan ringkas juga elegan. Toh ya, hanya acara sederhana dengan 200 undangan. Kalau undangannya besar dan berlebihan koq rasanya gak cocok sama acaranya.

Mantap dengan bahan dan model undangan lipat tiga. Kesannya ringkas, semua informasi masuk dalam satu undangan. Kami berikan komponen desain, jenis huruf yang akan digunakan, dan penjelasan rinci mengenai detail bagian dalam undangan. Selanjutnya, Mas Bosta yang otak-atik komponennya supaya cocok dengan bentuknya.

Fadli dan Mas Bosta yang berkomunikasi via WA. Dua hari kemudian, Mas Bosta mengirim dua jenis undangan setelah coba didesain.
Desain pertama dengan lipat tiga
Desain kedua dengan lipat dua
Jujur kami bingung, semuanya kami suka. Sampai terharu bisa persis seperti yang dibayangkan. Setelah ditimbang-timbang, kami tetap pilih yang desain pertama atau undangan lipat tiga. Alasannya denah lokasi bisa masuk di satu undangan. Takutnya kalau dipisah, denahnya hilang (pengalaman pribadi).

Saya bersyukur Mas Bosta sabar sekali menerima revisi ini itu. Sebenarnya, saya sih yang lebih rempong. Mulai dari warna jalan di denah yang terlalu terang. Jenis huruf yang digunakan. Kurang enter sekali. Maklum anaknya agak perfeksionis (sekali).

Oiya, harga 1 undangannya adalah Rp4.000. Undangan full color. Sudah dengan plastik dan tag souvenir. Selesai dalam waktu 1 mingguan. Matur nuwun sanget, Mas Bosta!

Jadilah hasil akhir undangan akad nikah kami.
Hasil akhirnya membuat terharu
Gimana? Lelah ya membacanya. Ini baru edisi undangan lo (ketawa nenek sihir). Ada sedikit tips nih untuk yang mau bikin undangan sendiri:
  1. Alokasikan waktu yang cukup. Minimal 2 bulan sebelum hari H. 
  2. Rajin-rajin cari inspirasi bentuk undangan. Bisa di Pinterest, Freepik, atau situs lainnya. 
  3. Tetapkan budget untuk undangan. 
  4. Mulai belajar menggunakan software untuk desain misal Corel Draw atau Adobe Illustrator. Kalau bisa, desain sendiri jadi sesuai dengan keinginan. Ini juga membantu untuk berkomunikasi dengan vendor. 
  5. Pilih vendor yang mau diajak diskusi. Mau menerima desain baru. Jadi tidak terpatok dengan desain yang sudah ada. 
  6. Sabar. Baik untuk diri sendiri dan pasangan.

-MY yang kemampuan seninya sudah naik sebesar biji kemiri-

You Might Also Like

0 comments

Subscribe