Premarital Medical Check Up, Perlukah?

16.25

Setelah sekian lama monster kemalasan menguasai diri. Marilah kita mulai postingan kali ini tentang premarital medical check up atau pemeriksaan kesehatan pranikah. Guna memenuhi janji yang telah usang kepada netizen, berbulan-bulan yang lalu.

Karena kami juga harus menikah dengan kesehatan masing-masing

Untuk mempermudah penyebutan, mari kita singkat premarital medical check up menjadi PMCU. Anyway, ini bukan singkatan yang baku ya.

Motivasi Premarital Medical Check Up

Kenapa sih Mir, kamu kepikiran untuk PMCU. Oke, saya kebetulan bekerja di lingkungan yang sangat dekat dengan anak. Terutama anak-anak dengan kebutuhan khusus (ABK). Anak-anak yang memiliki kondisi yang berbeda dengan anak seusianya. Kebanyakan kondisi tersebut dikarenakan adanya gangguan saat di dalam kandungan.

Uniknya, beberapa orang tua khususnya ibu tidak mengetahui dan tidak merasa ada masalah serius dalam kehamilan mereka. Lebih jauh lagi, belum tahu kalau masalah tersebut sebenarnya bisa dideteksi sebelum hamil. Ya, dideteksi lewat premarital medical check up. Jika sudah menikah, bisa melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum program hamil (promil).

Memulai Perjalanan Tes

Hal pertama yang saya lakukan adalah mengunjungi obgyn (dokter spesialis kandungan dan kebidanan) di salah satu rumah sakit swasta. Waktu saya masuk ruang periksa, dokter dan perawat bingung. Ada keluhan? Tidak Dok, saya cuma mau konsultasi tentang premarital check up. Dokter agak lama menelaah pertanyaan saya. Lalu dokter memberi saya satu lembar kertas berisi daftar tes apa saja yang harus dilakukan.

Berapa jumlah tesnya? Banyak. Sampai di rumah, beberapa tes saya eliminasi.
  • Pemeriksaan darah rutin (HB, trombosit, analisa hemoglobin, leukosit). Saya rutin donor darah 2-3 bulan sekali. Tiap donor darah otomatis darah saya diperiksa. 
  • Golongan darah dan rhesus. Sejak awal rutin donor darah, saya sudah tahu golongan darah dan rhesusnya. Gratis, tidak perlu bayar. Sebenarnya pemeriksaan rhesus sangat diperlukan jika pasangan kita beda benua. Kalau teman-teman punya pasangan beda benua, bisa dibaca artikel tentang rhesus di sini
  • HIV/AIDS. Kata obgyn, kalau kamu sudah aktif secara seksual maka tes ini wajib dilakukan. Nah berhubung saya belum ya dicoret dari daftar. 
Keputusannya…

Jadinya kamu tes apa, Mir? Semua kamu eliminasi. Tenang saudara saudari. Saya akhirnya memutuskan untuk tes panel TORCH dan melakukan ultra sonografi (USG). Saya tidak mengambil paket pranikah yang ditawarkan.

Apa itu TORCH. TORCH singkatan dari Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus/CMV dan Herpes simplex. Kenapa tes ini penting untuk saya. Beberapa kali mendampingi ABK, infeksi TORCH adalah penyebab gangguan pada perkembangan anak yang paling sering saya temui. Tahun ke tahun,  saya menemukan semakin banyak kasus ibu hamil terinfeksi TORCH. Biasanya baru diketahui setelah hamil atau melahirkan.

Alasan kedua. Saya termasuk perempuan yang memiliki risiko tinggi terinfeksi TORCH. Koq bisa? Iya, soalnya gemar mengonsumsi sayuran mentah misalnya lalapan. Kelihatannya sepele sekali kan.

Hasil bertanya ke obgyn lain. Ada beberapa kriteria perempuan yang memiliki risiko tinggi terinfeksi TORCH.
  • Suka mengonsumsi sayuran mentah. 
  • Suka mengonsumsi daging yang tidak dimasak sempurna termasuk sushi. 
  • Memelihara binatang tetapi tidak memperhatikan kebersihan peliharaannya. Contoh kucing atau anjing. 
Tes panel TORCH yang saya lakukan terdiri dari pemeriksaan:
  1. IgG dan IgM Anti Toxoplasma. 
  2. IgG dan IgM Anti CMV. 
  3. IgG dan IgM Anti Rubella. 
  4. IgG dan IgM Anti HSV II. 
Banyak banget, itu ditusuk berkali-kali? Tenang, kita cuma akan diambil darahnya sekali. Prosesnya tidak sampai 5 menit. Untuk teman-teman yang ingin mengenal lebih jauh bahaya TORCH bisa membaca di sini.

Tes kedua yang saya lakukan adalah USG. Jika tes panel TORCH dilakukan di laboratorium. USG dilakukan bersama dengan obgyn. Tujuannya untuk melihat apakah ada kista, mioma, tumor, atau kelainan lain di rahim.

Biaya Premarital Medical Check Up

Saya melakukan tes panel TORCH pada bulan September 2017 di Laboratorium Klinik Cito. Ada 8 tes yang masing-masing biayanya Rp250.000. Total biaya untuk tes panel TORCH sebesar Rp2.000.000.

Kebetulan waktu itu, saya lihat spanduk tentang Customer’s Day di Cito. Jadi setiap pemeriksaan pada tanggal 9 dan 10 tiap bulannya akan mendapat potongan 20%. Waktu itu, saya hanya membayar Rp1.600.000. Lumayan bisa hemat Rp400.000 sendiri.

Kalau untuk USG, saya lupa berapa biayanya. Notanya juga sudah raib entah ke mana. Kalau tidak salah ingat, biaya USG dan konsultasi obgyn tidak sampai Rp150.000. Ya, kira-kira segitu.

Vaksin Pranikah

Selain melakukan tes kesehatan, kita bisa juga melakukan vaksinasi. Ada beberapa vaksin yang kemudian saya pilih:
  • Tetanus Toksoid (TT). Vaksin ini adalah vaksin wajib sebagai syarat administrasi ke KUA. Bisa dilakukan di puskesmas terdekat. 
  • HPV untuk mencegah kanker rahim. Pada akhirnya saya gagal vaksin HPV karena di mana-mana stoknya kosong sampai berbulan-bulan. Waktu itu ada kecurigaan beredarnya vaksin HPV palsu sehingga banyak laboratorium menghentikan sementara layanan ini. 
Hasil yang Dinanti

Setelah melalui tes USG, rahim saya alhamdulillah dinyatakan dalam keadaan baik. Bersih dan bentuknya normal. Tidak ada tanda-tanda kista, mioma, atau tumor.

Namun, saya harus siap dengan pengobatan karena terinfeksi Toxoplasma. Nilainya cukup tinggi. Obgyn menganjurkan saya untuk menunda kehamilan sampai nilai Toxoplasmanya berkurang. Sampai saat ini, saya masih berjuang untuk bisa berdamai dengan Toxoplasma. Ceritanya di postingan yang lain ya ;)

Sedikit tips untuk teman-teman yang ingin premarital medical check-up
  1. Kenali diri sendiri. Kebiasaan makan, kebersihan, dan gaya hidup menentukan mana tes yang perlu kita lakukan. 
  2. Alokasikan dana untuk tes kesehatan jauh sebelum memutuskan menikah. 
  3. Lakukan pemeriksaan 3-6 bulan sebelum menikah terutama yang ingin melakukan vaksinasi. Jika ditemukan adanya gangguan kesehatan, masih ada waktu untuk berobat sebelum menikah.
  4. Konsultasikan terlebih dahulu ke obgyn. Cari obgyn yang informatif dan mau diajak diskusi mengenai hasil pemeriksaan. 
  5. Komunikasikan keputusan tes kesehatan dengan pasangan. Ajak pasangan saat tes maupun konsultasi. Tujuannya supaya saling memahami dan mendukung kondisi kesehatan satu sama lain. 
  6. Siap dengan hasilnya. Apapun hasilnya, tanamkan di dalam diri bahwa ini adalah salah satu usaha menyayangi calon buah hati jauh sebelum dia lahir. 
Ini adalah hasil pengalaman saya sebagai orang awam. Teman-teman yang berkecimpung di dunia medis, silakan mengoreksi dan menambahkan jika ada yang kurang ya. Terima kasih :)

**Mulai April 2018, tes panel TORCH di Cito naik menjadi Rp275.000/tes.


-MY yang masih berjuang minum obat di bulan ketujuh-

You Might Also Like

1 comments

Subscribe