askMY : Hubungan Jarak Dekat Rasa Jarak Jauh

12.03

Beda pemikiran via www.linkedin.com

A, seorang wanita 25 tahun memiliki kekasih yang bekerja di kota yang sama. Namun sekarang mereka sangat jarang bertemu. Intensitasnya hanya 3-4 minggu sekali. A merasa teman-teman laki-lakinya lebih mau menyediakan waktu untuk menemaninya pergi. 

A mulai kurang berkomunikasi dengan kekasihnya. Jika mereka bertemu atau berkomunikasi, itu merupakan inisiatif A. Bahkan A tidak mengenal teman-teman kerja kekasihnya sekarang. Jika A ingin mengenalkan teman-temannya, kekasihnya cenderung menghindar dan enggan bertemu. A bingung bagaimana kelanjutan hubungan mereka.

MY memberikan pandangan ...
Hal pertama yang harus kita luruskan adalah hindari membandingkan satu sama lain. Perhatian teman terlihat lebih besar di pandangan A saat ini. Ya, karena kita relatif tidak memiliki tuntutan yang besar terhadap teman. Saat seseorang menjadi kekasih maka kita akan menumbuhkan tuntutan sedikit demi sedikit atas statusnya tersebut.

Tetapi temanku dan kekasihnya yang sama-sama bekerja bisa sering bertemu?
Hindari juga pemikiran untuk membandingkan dengan teman yang memiliki kekasih yang bekerja namun sering bertemu. Ketika kita mulai membandingkan diri kita dengan orang lain maka permasalahan utama akan semakin tidak jelas. Apalagi sampai membawa perbandingan ini saat bertengkar, hanya akan memperumit masalah. Permasalahan masing-masing individu itu unik, not apple to apple. Fokus pada inti permasalahan antara kamu dan dia.

Lalu apa masalahnya?
Saya menangkap ada kebutuhan komunikasi yang kurang dari sisi A. Tidak dapat dipungkiri jika sama-sama bekerja akan banyak waktu yang tersita. Belum lagi pekerjaan kantor yang harus sampai dibawa ke rumah. 

Coba kita runut lagi ke belakang, mungkin kita lupa menanyakan kabarnya dan apa yang sedang dia lakukan. Komunikasi yang kita bangun apakah hanya berfokus menceritakan diri kita sendiri baik masalah maupun keinginan kita. Sudahkah kita memahami bagaimana lelahnya dia pada hari itu.

Aku sudah menanyakan keadaannya namun sepertinya harus aku yang memulai
Apakah hal ini terjadi dari awal hubungan atau di tengah-tengah. Jika pada awal, mungkin memang dia tipikal orang yang pasif memulai komunikasi. Coba lihat bagaimana dia membangun komunikasi dengan keluarga atau teman-temannya. 

Jika terjadi secara tiba-tiba, mungkin ada permasalahan sebelumnya yang belum selesai antara kalian. Termasuk mengapa dia enggan mengenalkan atau dikenalkan, tanyakan bagaimana pendapatnya mengenai seberapa penting mengenal pertemanan satu sama lain. Dari pembicaraan itu, kamu bisa melihat bagaimana posisimu. Katakan juga bahwa sangat menyenangkan jika mengenal teman-teman yang membantu dirinya selama ini.

Bagaimana mengatasi masalah ini?
Bertemu. Bukan hanya melalui telepon atau pesan singkat. Kalian ada di kota yang sama, jadwalkan untuk bertemu. Jika dia ada keengganan untuk bertemu, katakan bahwa ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan bersama. 

Saat pertemuan terjadi, upayakan untuk saling mendengar bukan saling menanggapi. Kamu bicara, dia mendengarkan. Begitu pula sebaliknya. Hal ini untuk mengatasi munculnya perdebatan yang tidak perlu. Supaya kalian saling memahami sudut pandang satu sama lain.

Tanyakan apakah masih berada pada tujuan yang sama. Apakah hubungan ini membuat kalian menjadi lebih baik satu sama lain. Apakah kalian masih saling mendukung. Apakah kalian masih terhubung satu sama lain. Jawaban pertanyaan tadi akan bermuara pada keputusan yang terbaik untuk kalian berdua :)

-MY-

[untuk mencari sudut pandang lain silakan kirim surel dengan subjek askMY_jenis permasalahan ke miranda.yasella@gmail.com]

You Might Also Like

0 comments

Subscribe